Dari End User ke Vendor, demi Career Switch

Umumnya orang pindah (atau lebih tepatnya di hijack) dari perusahaan vendor masuk ke End User. Mengapa ini lebih umum? Biasanya end user melihat kinerja tim yang di assign oleh vendor, dan menginginkan orang tersebut menjadi bagian dari timnya, dari pada lewat vendor, lebih baik direkrut langsung.

Tapi, Kemarin bertemu dan diskusi dengan partner sesama vendor IT, dia dari perusahaan End User tapi memutuskan pindah ke vendor. Karena agak heran, saya sampe memastikan lagi “Beneran kamu dari sana? kok bisa dari end user malah pindah ke vendor, biasanya dari vendor pindah ke end user”.

Setelah mendapat cerita lebih detail, ternyata dia memutuskan hal yang tidak lazim demi Career Switch. Meninggalkan zona nyaman sebagai end user, pindah jadi vendor. Sebelumnya walaupun sebagai end user dirasakan kurang menantang, lebih banyak berperan sebagai admin yang kurang tantangan.

Dengan rekomendasi atasannya, pindahlah dia ke vendor dengan posisi Account Manager. Dia mengakui, posisi sebagai AM adalah hal baru dan masih harus banyak belajar. Hal yang membuat saya salut adalah dia mengakui itu dan tidak sungkan untuk mengatakan mau banyak belajar dan minta untuk dimaklumi kalau masih akan bertanya hal yang mungkin itu merupakan hal basic di dunia AM.

Bahasan Career Switch, memang selalu menarik. Banyak hal yang dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan itu. Tapi sekalinya keputusan diambil, tidak boleh mundur dan harus selalu memiliki mindset bertumbuh dan tidak lelah belajar.

Sebenarnya apa sih yang harus di persiapkan sebelum melakukan Career Switch? mari coba kita bedah

1. Terima reality bahwa Career Switch butuh effort & komitmen kuat karena akan keluar dari comfort zone. Yakinkan diri untuk melangkah atau stop dan putar balik kalau memang belum yakin

2. Perlunya konselor/coach sebagai teman diskusi
Seringkali Career Switch berakhir gagal karena tidak mendapatkan masukan/feedback dari orang yang berpengalaman melakukannya.

3. Definisikan tujuan Career Switch
Kegagalan banyak disebabkan karena tujuan tidak jelas. WHY tidak kuat. Jika tujuan masih masih cair, perlu pertimbangan dan memperjelas lagi tujuan career switch.

4. Benar membutuhkan career switch atau ini hanya pelampiasan?
Seringkali orang tidak berpikir jernih dan menjadikan Career Switch sebagai pelampiasan dan pelarian. Pastikan ini tidak terjadi padamu.

5. Belajar-Belajar-Belajar
Itu yang harus terus dilakukan dan ditanamkan dalam diri. Career Switch berarti memulai dari awal (awal bisa saja bukan nol). Tanpa komitmen belajar yang kuat, Career Switch akan gagal.

6. Evaluasi career switch
Plan bisa gagal, eksekusi bisa tidak memuaskan, perlu evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya. Disini peran coach/konselor sebagai teman diskusi dan memberikan feedback nyata dan tidak menghibur

Semoga tulisan ini menginspirasi & mencerahkan bagi yang ingin melakukan atau masih galau soal career switch

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top