
Mengapa di semua media sosial 🌐 polanya sama?
On June 23, 2023 by SugihartonoYa karena ngomong (baik langsung maupun lewat tulisan) itu nggak gampang, perlu keberanian dan isi yang di omongkan.
– Berani saja –> Omongannya akan muter-muter tidak berisi
– Punya isi saja –> Tidak akan tersampaikan, akan tetap dikepala.
Makanya di linkedin, ada beberapa kelas pengguna:
Level #1️⃣ (Tertinggi) ➡️ Berani membuat konten dan berbagi kepada pengguna lainnya.
Level #2️⃣ ➡️ Berani memberikan komentar atas konten orang lain dengan tulisan yang berbobot.
Level #3️⃣ ➡️ Membuat konten dengan muatan yang sering memicu kontroversi, positifnya jadi ramai, tapi tanggapannya juga tidak berbobot, setara dengan kontennya
Level #4️⃣ ➡️ Memberikan apresiasi atas konten orang lain.
Contoh kalimat komentarnya:
– Terima kasih pak/bu
– Izin share/re-post
– Terima kasih atas insightnya
Level #5️⃣ ➡️ Memberikan komentar seadanya
Contoh kalimat komentarnya:
– UP
– Tag seseorang saja
Level #6️⃣ ➡️ Reaction (Like dan sejenisnya)
Level #7️⃣ ➡️ Scroll terus tapi baca
Level #8️⃣ ➡️ Scroll terus tanpa baca
*Desclaimer:
Levelling ini hanya penilaian pribadi, dipersilakan kalau tidak sepakat, tapi yang pasti adalah memberikan manfaat kepada orang lain itu lebih baik dari pada hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
#PersonalBranding
#PersonalDevelopment
#Karir
Cari
Recent Posts
- Beberapa hal yang menunjukkan kamu kurang “Smart” di Linkedin, mungkin no 5 kamu pernah lakukan
- Konsisten itu terus menerus🚀, kalau capek istirahat🧎♂️, bukan berhenti⛔️
- Persaingan pencari kerja: Kandidat Experienced bukanlah musuh dari Fresh Graduate
- Problem solver tidak lahir begitu saja, tapi dilakukan dengan berkesinambungan.
- Bagi kamu yang masih kuliah 📚, ini sumber daya berharga untuk mempersiapkan karirmu 🚀
Leave a Reply