Kuper dalam pekerjaan

Kuper merupakan salah satu kata dalam bahasa gaul yang berarti kurang pergaulan. Kuper tidak hanya menjangkiti remaja atau ABG saja, yang dianggap tidak mengikuti trend dan jarang bersosialisasi.

Dalam pekerjaan atau dunia professional, kuper juga bisa terjadi. Biasanya yang bentuk-bentuk kuper yang jamak terjadi adalah

1. Tidak pernah berdiskusi, kecuali dengan rekan satu tim
Memang organisasi perusahaan dibuat dalam bentuk tim-tim yang memiliki fungsi untuk menyelesaikan tugas yang telah di tetapkan. Karena terlalu berpegang pada ini, banyak terjadi tidak pernah bertukar pikiran dengan tim atau divisi lain untuk mendapatkan feedback atau sumbangan ide dari masalah atau program yang sedang dijalankan

2. Tidak mengamati perkembangan dunia luar terkait trend terbaru
Jaman terus berubah, perilaku pegawai-konsumen-pelanggan juga terus berubah. Hal ini perlu di amati dan dianalisa pengaruhnya terhadap apa yang sedang dilakukan oleh perusahaan. Misalnya: bagaimana perkembangan ekonomi saat ini? apakah akan berpengaruh ke perusahaan?. Bagaimana trend gen Z dalam mencari pekerjaan? Tempat kerja seperti apakah yang mereka cari?

3. Jarang mencari/meminta feedback
Feedback diperlukan agar solusi/hasil kerja yang kita kerjakan dapat sesuai dengan goal dan berdampak ke perusahaan. Default feedback diberikan ketika pekerjaan yang kita lakukan sudah selesai. Kalau hasilnya memuaskan, tentunya feedbacknya juga bagus dan tidak perlu banyak revisi. Bagaimana jika hasilnya kurang bagus? tentu saja harus ada revisi besar bahkan mungkin mengulang dari awal. Tentunya hal ini tidak terjadi jika kita rutin meminta early feedback terhadap progress pekerjaan kita. Jika ada kesalahan atau kurang tepat, bisa segera di revisi dan menjadikan hasilnya nanti sudah tidak banyak perbaikan

Perlu dipahami, memang setiap orang pasti sibuk, setiap orang punya tugasnya masing-masing, akan tetapi jika kita dapat mengelola cara kita untuk berdiskusi maupun meminta feedback, hal tersebut tidak akan memberatkan.

Diskusi tidak harus secara langsung maupun melalui meeting, bisa dilakukan diskusi melalui email yang nantinya akan bisa di baca dan diberikan feedbacknya.

Salah satu tools yang efektif untuk meminta feedback adalah Google Documents, kita bisa menghighlight suatu bagian dan me-mention seseorang untuk meminta feedback atas bagaian tersebut.

https://www.linkedin.com/posts/soegi_kuper-dalam-pekerjaan-kuper-merupakan-salah-activity-6980753106972143616-xoPe

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top